Tebing Dogiyai.com INTAN JAYA-Di tengah fasilitas sekolah yang rusak berat dan dukungan pemerintah yang minim, para guru sukarela di SD Negeri Soali, Distrik Agisiga, terus mengabdikan diri demi masa depan anak-anak di empat kampung Mbamogo, Danggoa, Soali, dan Habundoga.
Kondisi memprihatinkan ini mendorong Komisi C DPRD Intan Jaya, melalui ketuanya Simson Weya, S.Pd., S.Sos, kunjugi langsung dan meminta kepda pemerintah daerah segera mengambil langkah konkret.
Simson Weya meninjau langsung kondisi SD Negeri Soali pada Senin (17/11/2025). Ia menyebut sekolah tersebut tidak lagi layak digunakan karena kerusakan terjadi pada hampir seluruh bagian bangunan, mulai dari atap seng, papan lantai, hingga papan dinding.
“Kerusakan SD Soali sangat parah. Anak-anak tidak bisa belajar dengan aman dalam kondisi seperti ini. Pemerintah harus segera turun tangan,” tegas Simson Weya.
Ketua Komisi C itu menegaskan perlunya perhatian serius dari pemerintah daerah, baik terkait renovasi sekolah maupun dukungan lain.
Ada 1 guru yang latar belakang Pewarta tamatan SMP, seperti ini perlu ijazah Paket C, agar kelak mereka bisa diangkat menjadi tenaga pengajar resmi.
Simson Weya juga mengapresiasi komitmen Kepala Sekolah Elias Kelabetme, S.Pd., yang tetap berupaya mempertahankan proses belajar mengajar meski fasilitas sangat terbatas.
Dalam Kunjungan tersebut, Ketua Komisi C. DPRD Intan Jaya juga Membantu Peralatan Sekolah antara lain Papan Tulis Tiga buah, Spidol Buku Tulis, Pulpen/penah dan Pencil untuk anak-anak sekolah SD. Negeri Soali.
Proses belajar mengajar di SD Negeri Soali, Distr Agisiga, kini terpaksa berlangsung di Gedung Gereja Katolik Santo Petrus Nabuni Mbamogo Perpindahan itu dilakukan karena bangunan sekolah sudah tidak layak pakai dan mengalami kerusakan berat pada hampir seluruh bagian.
Ketua Komisi C DPRD Intan Jaya, Simson Weya, S.Pd., S.Sos, yang datang meninjau langsung kondisi tersebut, menyayangkan keadaan sekolah yang memaksa anak-anak belajar di gereja.
“Anak-anak belajar di gedung gereja karena sekolah benar-benar tidak layak digunakan. Ini situasi darurat yang harus segera direspons pemerintah,”
Di saat fasilitas sekolah memburuk, para guru sukarela tetap menjadi penopang utama jalannya pendidikan. Mereka antara lain Daud Bagubau, Elince Nabelau, Pitalis Bagubau, dan Musa Nabelau.
“Guru sukarela ini adalah pahlawan pendidikan di Soali. Mereka bekerja dengan hati, tanpa menerima hak yang seharusnya diperoleh, Pendidikan adalah fondasi masa depan. Pemerintah tidak boleh membiarkan sekolah dan guru-guru ini berjuang sendiri,” pungkasnya.
